Kekuatan intelligent modelling untuk mensimulasikan wajah atau penampilan bangunan (struktural, lingkungan, konstruksi, dan harga) harus segera direalisasikan. Untuk mewujudkannya dibutuhkan kerja sama dari berbagai disiplin ilmu dan keahlian yang akan menciptakan dan mengoperasikan data inteligent. Seni tidak akan maju tanpa inovasi yang potensial, responsif dan integritas yang baik dari seluruh anggota tim.
Kolaborasi dalam arsitektur dan bangunan menggunakan intelligent modelling akan membantu diskusi dalam kelompok. Tetapi konsep tersebut harus didukung oleh infrastruktur yang baik.
Contoh kasus:
Dalam mendesain Heatrow Terminal 5, pada awalnya tim menggunakan sketsa tangan, hanya intergraph yang menggunakan bantuan digital. Tetapi setelah menggunakan komputer, waktu untuk mengerjakan proyek tersebut menjadi lebih singkat. Inilah yang dimaksud dengan interoperabilitas. Tim mengkolaborasikan berbagai macam komponen digital software (3D, Auto Cad 2D, 4D) untuk menghasilkan desain yang berkualitas baik efisiensi struktur, konstruksi, penampilan bangunan, dan aspek penting lainnya. Dengan menggunakan efisiensi digital ini, terciptalah komunikasi profesional antar anggota tim. Karena konflik desain yang ada dapat diselesaikan dengan parameter desain yang benar.
Adanya kolaborasi dan interoperabilitas membuat arsitek lebih mudah dalam menganalisis masalah dari yang makro sampai yang mikro (detail struktur, konstruksi) sehingga resiko kesalahan pada desain dapat diminimalisir dan desain yang dihasilkan lebih berkualitas dan dapat dipertanggungjawabkan.
1 komentar:
first commentator!
ho.. ternyta begitu y mba..
yg mau saya tanya adalah mana2 aja masalah2 yg makro mana2 yg mikro..??
SMANGAT!
Posting Komentar